ahmaindraki.com - Kata Guru ngaji saya dulu waktu SD, Al Qur'an jangan sampai ditaruh dibawah, minimal dipanggu ketika ngaji bersila, atau ditaruh meja dengan
Dalam rangka berhati-hati menjaganya, kiai serta ulama terdahulu melarang santrinya untuk menulis kalimat basmalah di tempat atau media yang sekiranya sulit dijaga. Wong ada cerita santri nyablon/menulisi kaos dengan kalimat basmalah oleh kiainya disuruh menghapus atau sekalian di blok jangan sampai terlihat dan terbaca kalimat basmalah. Demi menjaganya.
Lha kok dewasa ini banyak sekali yang dapati, tulisan potongan ayat Al Quran, kalimat tauhid yang senantiasa kita jaga kok di sablon di kaos. Yakin bisa menjaganya? Belum ketika dicuci dicampur dengan pakain kotor dan bisa jadi membawa najis. Ayoo lho yang kemarin komentar keras soal kalimat tauhid, kok diam saja?
Memasuki tahun 2017 hingga 2018 sekarang ini, banyak kita jumpai secara tersirat (semoga saya salah) orang-orang yang mendadak menggunakan simbol-simbol Islam untuk diakui ke Islamannya. Gawatnya jika hal tersebut hanya digunakan cover untuk tujuan dan niat tertentu (niat buruk).
Entah memang generasi milenial saat ini cenderung malas untuk belajar dan menggali lebih dalam tentang suatu hal, terlebih soal agama. Beberapa kita jumpai yang baru mengenal Islam kemarin sore sudah berani menghukumi orang lain dengan kata bid'ah, syirik dsb.
Kemudian isu agama dijadikan dasar dalil propaganda atas kepentingan tertentu, sedangkan keterbatasan pengetahuan beberapa generasi milenial ini larut dalam narasi yang dibangun alias gagal paham wal kagetan. Tidak heran jika kemudian Hoax merajalela, hal sepele dibesarkan dan hal besar dikecilkan.
Yuk belajar lebih dalam, lebih luas, agar pandangan terhadap suatu hal lebih bijak dalam menyikapi. Adil itu harus dimulai sejak dalam fikiran, jangan karena provokasi kaum pemecah belah umat Islam Indonesia jadi ikut latah dalam bersikap. Ojo kagetan yo!
KOMENTAR